Jumat, 19 Februari 2010

Belajar dari Semangat Juang Para Insinyur Jerman

Perkumpulan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieur) pada hari Jum’at, 12 Mei 2006 genap berusia 150 Tahun. Selama 1,5 abad tersebut tidak terhitung sumbangsih mereka terhadap kemajuan negara Jerman, yang mungkin diantaranya ada yang bisa diambil manfaatnya oleh para tenaga ahli Indonesia.

Dengan anggota sebanyak 128.000 orang mereka telah menjadi sebuah perkumpulan insinyur yang sangat berpengaruh dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Eropa. Mereka menjadi partner utama pemerintah Jerman dalam pengembangan IPTEK mulai dari A sampai Z.

Sejarah Perjalanan

Pada tanggal 23 Mei 1856 berkumpul 23 insinyur muda Jerman di Alexisbad im Ostharz dengan tujuan ingin menyatukan potensi ilmu mereka, khususnya bidang teknik, di Jerman. Dan dalam waktu singkat berhasil dibuka cabang VDI di beberapa kota, guna mendorong pertumbuhan IPTEK di seluruh pelosok negara Jerman.

Kehadiran VDI sangat membantu perkembangan IPTEK pada masa itu di Jerman. Di antaranya, ketika banyak terjadi kecelakaan akibat Steam Boiler yang meledak, VDI mendirikan Dampfkesselüberwachungsverein (Pusat Pengawas Industri Steam Boiler), yang merupakan cikal bakal berdirinya Technischer Überwachungs Verein (TÜV), semacam Pusat Uji Keamanan Produk Teknik.

Setelah itu, pada tahun 1867 seorang insinyur muda Werner von Siemens berhasil menemukan Dinamo sebagai penghasil aliran listrik. Siemens adalah salah satu penggerak VDI pada awal berdirinya. Beberapa ilmuwan lain yang ikut andil antara lain Ferdinand Graf von Zeppelin -penemu alat transport udara berbentuk balon udara, Robert Bosch, insinyur wanita jerman pertama Ilse Knott-ter Meer.

Sesuai perkembangan jaman dan teknologi, VDI senantiasa mampu menjadi partner dalam pengembangan IPTEK hingga aplikasi di Industri. Selain itu VDI juga memberikan service dalam hal Management dan Karir. VDI juga aktif memberikan sarana bagi pelajar Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah untuk mengenal lebih jauh tentang dunia teknik serta memberi kesempatan kepada para pelajar untuk melakukan berbagai penelitian.

Terhadap berbagai permasalahan dalam negeri Jerman, VDI juga aktif menawarkan berbagai solusi dan aktifitas pendukung lainnya. Seperti menurunnya minat generasi muda Jerman terhadap High-Tech, larinya pusat produksi dari Jerman hingga masalah hijrahnya para peneliti berbakat Jerman ke USA. Khususnya masalah banyaknya perusahaan yang tutup dan pindah ke luar Jerman, sempat menjadi semacam bencana nasional. Dan masalah PHK besar-besaran ini diperparah dengan semakin naiknya harga kebutuhan pokok.

Bisa diteladani
Namun, bukan orang Jerman kalau semua permasalahan tersebut membuat mereka putus asa untuk berbuat. Ibarat tim sepak bola Jerman, mereka akan bertempur habis-habisan hingga akhir pertandingan. Mental pejuang yang patut dicontoh oleh rakyat Indonesia, untuk kembali bangkit dari segala kesulitan yang sedang menimpa bangsa Indonesia.

Melalui sebuah kampanye „Sachen Machen“ (Berbuat Sesuatu), VDI mencoba menyuburkan kembali ruh „Made in Germany“ dengan mempertahankan imej Jerman sebagai pusat inovasi dan teknologi serta mengembangkan SDM Jerman. Dengan kampanye „Sachen Machen“ ini VDI ingin mengajak segenap komponen bangsa Jerman agar „Nicht Reden, sondern Machen“ (Tidak banyak bicara tapi banyak berbuat).

Inisiatif VDI ini didukung oleh 50 partner dari berbagai kalangan ilmuwan dan industri, dengan menyelenggarakan berbagai aktifitas. Bekerja sama dengan Deutsche Messe AG, VDI mengadakan acara „Tag der Entdecker“ (Hari Para Penemu) guna menumbuhkan jiwa inovasi generasi muda serta perusahaan menengah yang inovatif. Agar generasi muda lebih akrab dengan dunia teknologi di selenggarakan „Tag der Technik“ (Hari Teknologi), dimana setiap orang berkesempatan melihat langsung dan bertanya seputar produk-produk IPTEK serta melakukan eksperimen sendiri. Berbagai perlombaan juga menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan potensi mereka, seperti lomba merancang mobil balap formula 1 di Sirkuit Balap Hockenheim. Dalam usaha mempertahankan imej Jerman sebagai pusat Inovasi, VDI mengadakan berbagai dialog melalui „Business Talk“ di Hannover Messe.

Masing-masing industri di Jerman juga mendukung langkah VDI ini, seperti Linde AG yang membuat pusat pengembangan SDM berbakat, „Ideen Park“ (Taman Ide) di perusahaan ThyssenKrupp, Akademi Insinyur Yunior oleh Deutsche Telekom serta Lomba RoboCup, sebuah pertandingan sepak bola untuk robot yang diselenggarakan bersamaan dengan Kejuaraan Dunia Sepak Bola 2006 di Jerman oleh perusahaan Brunel.

Menghadapi permasalahan ekonomi dalam negeri Jerman saat ini, kalangan Show Business juga tidak mau ketinggalan dengan kolega mereka dari Industri. Para Bintang Film Televisi mengadakan kampanye „Du bist Deutschland“ (Kamu Negara Jerman), guna membantu membangkitkan semangat penduduk Jerman menghadapi masa-masa sulit.

Dengan mental khas Jerman seperti bekerja keras, pantang mundur dan disiplin ini, bangsa Jerman hendak bangkit kembali menjadi bangsa pusat Inovasi dan High-Tech serta juara dunia dibidang ekspor High-Tech.

Semoga bangsa Indonesia mampu mencontoh sifat-sifat positip dari Jerman ini, agar bisa segera keluar dari kesulitan dan menjadi Tiger (macan) Asia yang baru. (nugroho)

http://www.aipse.org/articles/1-belajar-dari-semangat-juang-para-insinyur-jerman-.html

Tidak ada komentar: