Jumat, 29 Agustus 2008

Awalnya Penerimaan, Kemudian Otonomi

oleh:Mohammad Fauzil Adhim

Begitu menikah, Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq segera memulai kehidupan rumah-tangganya bersama Zubair bin Awwam; lelaki yang tidak memiliki kekayaan apa-apa kecuali rasa cemburunya yang besar serta seekor kuda perang. Ayahnya -Abu Bakar Ash-Shiddiq-adalah seorang yang sangat kaya dimasa itu; lebih dari sekedar mampu kalau cuma menghadiahkan bagi putrinya tiga atau empat rumah megah lengkap dengan pembantu yang siap meringankan beban putrinya. Tetapi Abu Bakar tidak melakukannya. Ia tidak memberikanbenda-benda. Ia hanya memberi kepercayaan, penerimaan dan dorongan semangat.

Berawal dari rumah-tangga yang dibangun dengan kekuatan sendiri semenjak nol, sebuah kekuatan akan lahir. Sebagaimana Asma' binti Abu Bakar, Fathimatuz Zahra juga memulai rumah-tangga dari titik nol. Ia memulai rumah-tangga tidak dengan hadiah rumah atau harta berlimpah dari orangtuanya. Ia memulai dari nol dan belajar memecahkan semua masalah tanpa banyak campur-tangan dari orangtua. Mereka memperoleh otonomi dari orangtua untuk menentukan bagaimana corak rumah-tangga harus dibangun. Melalui cara ini, kelak kita melihat keluarga-keluarga yang kokoh dan banyak melahirkan manusia besar.

Sepanjang yang saya perhatikan, rumah-tangga yang rentan konflik sering ditandai dengan banyaknya campur tangan orangtua. Ada kasus-kasus yang bermula dari hilangnya eksistensi istri atau pun suami. Kadang ada suami yang merasa sangat tidak berharga karena ia tidak dianggap ada oleh istri, sehingga kurang memperoleh kesempatan untuk mengambil keputusan. Kadang ada istri yang merasa tidak berarti karena suami tidak memberi ruang baginya untuk menjalankan peran sebagai istri secara mandiri. Dan tak jarang anak-anak lari dari rumah, juga karena mereka tidak diberi kepercayaan untuk belajar mandiri. Jangankan untuk memecahkan masalah, makan sendiri pun mereka tidak diizinkan semata karena usianya baru dua tahun.

Nah, terkadang yang membuat orangtua tidak membangkitkan otonomi pada diri anak adalah karena mereka sendiri mengalami krisis otonomi. Ini berarti,sebelum kita berbicara tentang menumbuhkan otonomi pada diri anak, kita perlu memberi ruang bagi suami dan istri untuk memiliki otonomi, yakni keleluasaan untuk bersikap. Ini bukan lantas kita bebaskan sebebas-bebasnya. Berkenaan dengan otonomi bagi istri, ada baiknya kita baca buku Kebebasan Wanita dari Abdul Halim Abu Syuqqah. Pembicaraan tentang otonomi bagi istri (juga bagi suami), kita cukupkan sampai di sini.

Ada hal lain yang perlu kita bicarakan, yakni otonomi bagi anak. Banyak orang menyayangi anaknya; begitu sayangnya, sampai-sampai dia mengambil alih apa pun yang seharusnya diselesaikan sendiri oleh anak. Kita tidak memberi kesempatan kepada anak untuk memecahkan sendiri masalahnya. Ketika anak terjatuh, alih-alih sayang kita justru melemahkannya, dengan misalnya, "O, lantainya nakal. Ade' jatuh, ya?" Ketika anak menemui kesulitan, kita buru-buru ikut menyelesaikan. Bukan memberi support bagi anak untuk menyelesaikan sendiri. Ketika anak memanjat pagar tidak bisa turun, kita cepat-cepat memegang tubuhnya dan menurunkannya. Kita tidak memberinya kesempatan untuk menghadapi kesulitan, misalnya dengan, "Ah, mau turun, Nak? Coba kaki kirinya diturunkan ke sebelah sini. Habis itu kaki kanannya. Ayo, coba! Ini ada ibu di sini. Ibu lihat."

Sikap orangtua yang dengan segera menolong anaknya, memang merupakan sikap yang layak dipuji. Tetapi di antara sikap yang terpuji, ada yang lebih terpuji. Di antara sikap yang baik, ada yang lebih baik. Bila anak Anda terjatuh saat berlari dan ia hanya mengalami luka-luka kecil, Anda dapat segera mendekapnya. Anda bisa mengatakan, "Hati-hati, Nak. Lantainya licin."Atau Anda bisa menyikapinya dengan lebih baik agar ia memiliki otonomi, "O,jatuh ya, Nak. Ayo coba bangun lagi! Wah, anaknya ibu hebat, kok. Bisabangun sendiri. Ayo, coba lari lagi."Apakah dekapan sayang kita tidak mereka butuhkan? Ya, tapi berikanlah pada saat ia benar-benar membutuhkan. Saat ini, yang paling bermakna baginya adalah kepercayaan dan dukungan Anda.

Tidak ada komentar: